Seseorang yang Mencintai Kamu

Seseorang yang mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu. Dia hanya tau, di mata dia, kamulah satu satunya.

Seseorang yang mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah / gila.
Tapi ia tidak pernah tau hal bodoh apa yang sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.

Seseorang yang mencintai kamu, jarang memujimu.
Tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tau.

Seseorang yang mencintai kamu, akan mencaci maki atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya, karena ia peduli.

Continue reading

Bakso Khalifatullah

Setiap kali menerima uang dari orang yang membeli bakso darinya, Pak Patul mendistribusikan uang itu ke tiga tempat: sebagian ke laci gerobagnya, sebagian ke dompetnya, sisanya ke kaleng bekas tempat roti.

“Selalu begitu, Pak?”, saya bertanya, sesudah beramai-ramai menikmati bakso beliau bersama anak-anak yang bermain di halaman rumahku sejak siang.

“Maksud Bapak?”, ia ganti bertanya.

“Uangnya selalu disimpan di tiga tempat itu?”

Ia tertawa. “Ia Pak. Sudah 17 tahun begini. Biar hanya sedikit duit saya, tapi kan bukan semua hak saya”

“Maksud Pak Patul?”, ganti saya yang bertanya.

Continue reading

Ingatlah, Hidup adalah Anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke pangkuan-Nya.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak tetapi tidak mendapatkannya.

Continue reading

Aku Ingin Seperti Ayahku

Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkah Namun aku tahu betul ia pernah berkata, “Aku akan menjadi seperti Ayah kelak” “Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak”

“Ayah, jam berapa nanti pulang?”
“Aku tak tahu, Nak. Tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama.”

Ketika anakku berulang tahun yang kesepuluh, ia berkata, “Terima kasih atas hadiah bolanya, Ayah. Wah, kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola.”
“Tentu saja, Nak. Tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan .” Ia hanya berkata, “Oh ….” Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, “Aku akan seperti ayahku”. “Ya, betul aku akan sepertinya”

Continue reading

Today is a Gift…

Yesterday is history, tomorrow is a mistery, but today is a gift.
That’s why it’s called the present…

Itulah kurang lebih kata-kata yang diucapkan Master Oogway kepada Master Shifu dalam film Kungfu Panda (2008). Sebenarnya pernah sih mendengar kalimat itu sebelumnya. Tapi sewaktu menonton film ini dan mendengar kembali kalimat tersebut, rasa-rasanya ada sesuatu yang berbeda (mungkin karena terbawa oleh suasana hati yang sedang tak menentu juga saat itu).

Ya, ada semacam inspirasi dan semangat baru yang seketika muncul, dibalut dengan rasa syukur. Mensyukuri bahwa saya masih diberi kesempatan mengecap hidup hingga hari ini. Hari ini yang merupakan hadiah terbesar yang diberikan Tuhan kepada saya. Dan hari ini adalah hanya saat ini, bukan hari kemarin yang telah menjadi sejarah, dan bukan pula hari esok yang masih menjadi misteri.

Semoga hari ini senantiasa menjadi hadiah terbesar dan terindah buat kita… Ayo, semangat!

Cinta Itu…

Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia,
walau jalannya terjal berliku-liku.
Dan apabila sayapnya merangkummu,
pasrahlah serta menyerahlah,
walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu.
Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah,
walau ucapannya membuyarkan mimpimu,
bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Cinta tak memberikan apapun, kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki,
karena cinta telah cukup untuk cinta.
Dan juga jangan mengira,
bahwa engkau dapat menentukan arah jalannya cinta,
karena cinta, apabila telah memilihmu,
Dia akan menentukan perjalanan hidupmu.

(Sang Nabi – Kahlil Gibran)

Di dalam janji untuk tak lagi saling menyakiti karena cinta.
Semoga…

PPT = Para Pengiklan Top1?

Yup, inilah acara yang banyak ditunggu-tunggu pemirsa di bulan Ramadan. Sinetron “Para Pencari Tuhan” (PPT) garapan Deddy Mizwar. Sewaktu PPT tayang tahun lalu, terus terang saya cukup terhibur sekaligus terbius dengan banyaknya pelajaran yang bisa didapatkan dari sinetron ini. Deddy Mizwar memang saya akui cukup mumpuni untuk membuat sinetron di layar televisi kita beraroma wangi, di antara busuknya sinetron-sinetron Indonesia made in India. Suksesnya menelurkan sinetron “Lorong Waktu” (hingga beberapa sekuel), sinetron dan film “Kiamat Sudah Dekat”, hingga yang terakhir film “Naga Bonar Jadi 2”, menjadi jaminan bahwa Bang Deddy memang jagonya membuat sinema yang berbobot.

Tahun ini SCTV – stasiun televisi ini tampaknya jadi langganan tempat tayangnya garapan-garapan Deddy Mizwar – kembali menayangkan “Para Pencari Tuhan Jilid 2”. Menemani saat sahur, dan di re-run setelah waktu berbuka puasa. Masih menceritakan tentang mantan jagal hewan bernama Bang Jack, trio eks-napi Chelsea – Barong – Juki, duet orang-orang susah Asrul – Udin, kisah cinta Azzam – Aya, kelakuan Ustad Ferry dan Pak Jalal, serta birokrasi kompleks khas Pak RT, Pak RW dan Pak Bendahara.

Tapi setelah menikmati beberapa episode awal sinetron ini, saya merasa ada “kelebihan” dalam sinetron ini dibandingkan dengan tayangan tahun lalu. Ya, kelebihan muatan “kapitalisme”, yang bertumpang-tindih dengan muatan moral dan religius sinetron ini. Yang cukup vulgar adalah tampilnya iklan oli Top 1 di dalam adegan.
Selanjutnya

Bekerjalah Demi Islam!

Kisah berikut ini semoga bisa menjadi inspirasi dan sumber semangat kita agar senantiasa sabar dalam berikhtiar….

Seorang pria bernama Adam hari itu menjumpai kebuntuan. Kebuntuan jalan hidup demi menafkahi anak dan istrinya. Sudah 3 bulan lebih ia hidup tak berpenghasilan. Hampir setiap hari anak-anaknya menangis karena ingin minum susu, sementara istrinya suka menjerit histeris karena kalut dan panik akibat himpitan hidup.

Adam bukanlah orang yang gampang berpangku tangan, ia terus mencoba peruntungan hidup. Namun dunia modern yang selalu menilai manusia dari pengalaman pendidikan membuat dirinya yang hanya lulusan SMU selalu kalah terhempas oleh para pesaing pencari rezeki yang lebih ‘beruntung’ karena berpendidikan setingkat atau dua di atasnya.

Adam tidak mengerti mengapa rezeki diukur dari hal sedemikian. Mengapa ia, istri dan anaknya harus menanggung beban hidup sedemikian. Hanya karena kesialan akademika, maka seluruh rencana hidup manusia sudah ditentukan oleh manusia lainnya.

Pagi itu, Adam mencoba mencari nafkah Tuhan. Ia keluar rumah. Namun ia tak mengerti hendak pergi kemana, entah!! Ia berjalan dengan tatapan mata sayu. Tidak ada lagi sepeser rupiah pun di koceknya. Ia terpaksa keluar rumah. Sebab di rumah, hanya akan membuat kepalanya bertambah pening dan telinganya pekak akibat raungan dan jeritan isrti serta anaknya. Ia keluar rumah hari itu mencoba peruntungan nasib, setelah sebelumnya ia sempatkan berdoa sejenak dalam kedamaian hati kepada Allah Sang Maha Pemberi rezeki agar ia dicukupkan nafkah pada hari ini.
Selanjutnya