Belajar di Belanda, Belajar dari Tokoh Bangsa

Negeri Belanda sejak dulu sudah menjadi tempat menempuh ilmu dan menempa ketajaman pikir. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang kelak menjadi founding father republik ini banyak yang mengecap pendidikan di Negeri Kincir Angin tersebut.

Meski mereka datang kesana karena adanya Politik Etis, namun mereka tetap yakin bahwa Belanda adalah tempat terbaik untuk menempuh pendidikan. Belanda adalah surga ilmu dan mata air pengetahuan kala itu. Pengajar yang mumpuni, fasilitas pendidikan yang lengkap, serta kemajuan sistem pendidikan di negeri itu telah mereka untuk pergi ke sana. Mereka rela walaupun harus berlayar berminggu-minggu menyeberangi lautan untuk menuju kesana. Hasilnya, sekembalinya dari sana, merekalah yang kemudian mewarnai perjalanan dan menjadi pelopor berdirinya republik ini.

Berikut beberapa tokoh bangsa Indonesia yang pernah belajar di negeri Belanda:

Continue reading

Today is a Gift…

Yesterday is history, tomorrow is a mistery, but today is a gift.
That’s why it’s called the present…

Itulah kurang lebih kata-kata yang diucapkan Master Oogway kepada Master Shifu dalam film Kungfu Panda (2008). Sebenarnya pernah sih mendengar kalimat itu sebelumnya. Tapi sewaktu menonton film ini dan mendengar kembali kalimat tersebut, rasa-rasanya ada sesuatu yang berbeda (mungkin karena terbawa oleh suasana hati yang sedang tak menentu juga saat itu).

Ya, ada semacam inspirasi dan semangat baru yang seketika muncul, dibalut dengan rasa syukur. Mensyukuri bahwa saya masih diberi kesempatan mengecap hidup hingga hari ini. Hari ini yang merupakan hadiah terbesar yang diberikan Tuhan kepada saya. Dan hari ini adalah hanya saat ini, bukan hari kemarin yang telah menjadi sejarah, dan bukan pula hari esok yang masih menjadi misteri.

Semoga hari ini senantiasa menjadi hadiah terbesar dan terindah buat kita… Ayo, semangat!

Bekerjalah Demi Islam!

Kisah berikut ini semoga bisa menjadi inspirasi dan sumber semangat kita agar senantiasa sabar dalam berikhtiar….

Seorang pria bernama Adam hari itu menjumpai kebuntuan. Kebuntuan jalan hidup demi menafkahi anak dan istrinya. Sudah 3 bulan lebih ia hidup tak berpenghasilan. Hampir setiap hari anak-anaknya menangis karena ingin minum susu, sementara istrinya suka menjerit histeris karena kalut dan panik akibat himpitan hidup.

Adam bukanlah orang yang gampang berpangku tangan, ia terus mencoba peruntungan hidup. Namun dunia modern yang selalu menilai manusia dari pengalaman pendidikan membuat dirinya yang hanya lulusan SMU selalu kalah terhempas oleh para pesaing pencari rezeki yang lebih ‘beruntung’ karena berpendidikan setingkat atau dua di atasnya.

Adam tidak mengerti mengapa rezeki diukur dari hal sedemikian. Mengapa ia, istri dan anaknya harus menanggung beban hidup sedemikian. Hanya karena kesialan akademika, maka seluruh rencana hidup manusia sudah ditentukan oleh manusia lainnya.

Pagi itu, Adam mencoba mencari nafkah Tuhan. Ia keluar rumah. Namun ia tak mengerti hendak pergi kemana, entah!! Ia berjalan dengan tatapan mata sayu. Tidak ada lagi sepeser rupiah pun di koceknya. Ia terpaksa keluar rumah. Sebab di rumah, hanya akan membuat kepalanya bertambah pening dan telinganya pekak akibat raungan dan jeritan isrti serta anaknya. Ia keluar rumah hari itu mencoba peruntungan nasib, setelah sebelumnya ia sempatkan berdoa sejenak dalam kedamaian hati kepada Allah Sang Maha Pemberi rezeki agar ia dicukupkan nafkah pada hari ini.
Selanjutnya

Waktu

Bayangkan ada sebuah bank yang memberimu pinjaman uang sejumlah Rp. 86.400,- setiap paginya.
Semua uang itu harus kau gunakan.
Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak kau gunakan selama sehari.
Coba tebak, apa yang akan kau lakukan?
Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Setiap dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberimu 86.400 detik.
Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak kau gunakan untuk tujuan baik, karena ia tidak memberikan sisa waktunya padamu.
Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untukmu.
Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa.
Jika kau tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpamu.
Kamu tidak bisa menariknya kembali.
Juga, kamu tidak bisa meminta “uang muka” untuk keesokan hari.
Kamu harus hidup di dalam simpanan hari ini.
Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesanmu.
Jam terus berdetak. Gunakan waktumu sebaik-baiknya.

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan prematur.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang barusaja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILI DETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

Hargailah setiap waktu yang kamu miliki.
Dan lebih berharga lagi bila kamu menggunakann ya untuk tujuan kebahagian bersama orang yang spesial.
Dan ingatlah, waktu tidaklah menunggu siapa-siapa.

Sumber: Lupin

Menyenangkan Semua Orang

Pekerjaan yang paling susah bagi manusia adalah menyenangkan semua orang. Mustahil bahkan. Kisah berikut setidaknya menggambarkan hal itu.

Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan menyengir, “Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?”

Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan.”

Selanjutnya