Aku Ingin Seperti Ayahku

Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkah Namun aku tahu betul ia pernah berkata, “Aku akan menjadi seperti Ayah kelak” “Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak”

“Ayah, jam berapa nanti pulang?”
“Aku tak tahu, Nak. Tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama.”

Ketika anakku berulang tahun yang kesepuluh, ia berkata, “Terima kasih atas hadiah bolanya, Ayah. Wah, kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola.”
“Tentu saja, Nak. Tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan .” Ia hanya berkata, “Oh ….” Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, “Aku akan seperti ayahku”. “Ya, betul aku akan sepertinya”

Continue reading