Belajar di Belanda, Belajar dari Tokoh Bangsa

Negeri Belanda sejak dulu sudah menjadi tempat menempuh ilmu dan menempa ketajaman pikir. Tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang kelak menjadi founding father republik ini banyak yang mengecap pendidikan di Negeri Kincir Angin tersebut.

Meski mereka datang kesana karena adanya Politik Etis, namun mereka tetap yakin bahwa Belanda adalah tempat terbaik untuk menempuh pendidikan. Belanda adalah surga ilmu dan mata air pengetahuan kala itu. Pengajar yang mumpuni, fasilitas pendidikan yang lengkap, serta kemajuan sistem pendidikan di negeri itu telah mereka untuk pergi ke sana. Mereka rela walaupun harus berlayar berminggu-minggu menyeberangi lautan untuk menuju kesana. Hasilnya, sekembalinya dari sana, merekalah yang kemudian mewarnai perjalanan dan menjadi pelopor berdirinya republik ini.

Berikut beberapa tokoh bangsa Indonesia yang pernah belajar di negeri Belanda:


Drs. Mohammad Hatta

Siapa yang tak kenal dengan Bung Hatta? Dia adalah Proklamator, Bapak Pendiri Bangsa, serta Bapak Koperasi Indonesia. Dalam sejarah Indonesia, Bung Hatta pernah menjabat berbagai jabatan penting seperti Wakil Presiden, Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri serta Pemimpin Delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar 27 Desember 1949.

Bung Hatta mendapatkan Beasiswa Van Deventer untuk melanjutkan kuliah ke Belanda. Dari Teluk Bayur, Bung Hatta yang lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 ini berangkat dengan menumpang kapal dan menempuh pelayaran selama satu bulan.

Tahun 1921 Bung Hatta mulai kuliah di Handels-Hogeschool, Rotterdam (Rotterdam School of Commerce, kini Universitas Erasmus). Di kampus ini Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Karena terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik, ia justru pindah ke jurusan hukum negara dan hukum administratif. Padahal, sebenarnya dia bermaksud menempuh ujian doktoral di bidang ilmu ekonomi.

Hatta benar-benar memanfaatkan kesempatan belajar di Belanda untuk mempelajari dan merasakan kehidupan demokrasi yang sebenarnya. Disaat senggang, Hatta memanfaatkan waktunya untuk berkeliling Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.

Hatta kembali ke Indonesia tahun 1933. Tahun 1956, Bung Hatta memperoleh gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ilmu Hukum dari  UGM, Yogyakarta.

Sutan Syahrir

Sutan Syahrir, yang dikenal dengan sebutan Bung Kecil ini juga salah satu Bapak Pendiri Bangsa. Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 5 Maret 1909, ia adalah perdana menteri pertama Indonesia sekaligus termuda di dunia, pada usia 36 tahun.

Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas, intelektual muda, jurnalis handal, diplomat, sekaligus aktivis politik. Syahrir juga penggagas sumpah pemuda dan perencana proklamasi kemerdekaan RI.

Pada usia 20 tahun, Syahrir menjejakkan kainya di Belanda. Syahrir menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam, Belanda.  Akhir tahun 1931, Syahrir kembali ke tanah air dan mulai terjun dalam pergerakan nasional.

Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo

Beliau termasuk salah satu tokoh Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai satu-satunya tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional Indonesia, yaitu Sumpah Pemuda dan Manifesto Politik 1925.

Lahir di Madiun, Jawa Timur, 28 Agustus 1902, Sunario pernah menjabat sebagai Menlu (1953-1955). Di masa jabatannya itu, Soenario menjadi Ketua Delegasi RI dalam KAA tahun 1955 di Bandung. Beliau juga menjadi Duta Besar RI untuk Inggris (1956-1961). Sebelum pensiun, ia sempat menjadi Rektor Universitas Diponegoro (1963-1966).

Di Belanda, Sunario menempuh kuliah doktoralnya di Universitas Leiden. Ia berangkat ke Belanda dengan biaya sendiri, menumpang kapal hingga ke Genoa, Italia, lalu meneruskan perjalanan dengan berganti-ganti kereta api hingga sampai di Leiden.  Selama di Belanda, Sunario aktif di Perhimpunan Indonesia bersama Bung Hatta. Tahun 1933 Sunario meraih gelar ”Meister in de Rechten (Mr)” dalam Hukum Internasional. Beliau merupakan orang Indonesia pertama yang meraih sarjana dalam bidang ini.

Para tokoh pendiri bangsa sudah mengajari kita, bahwa Belanda adalah salah satu tempat terbaik mendapatkan pendidikan berkualitas. Tidakkah kita ingin meniru jejak mereka dan menjadi pribadi berkualitas seperti mereka?

Leave a comment