Jatinangor

ktp jatinangor

Hari ini aku masih saja di sini. 10 tahun sudah. Dan entah sampai kapan aku akan terus ada di kota(?) ini. Bisa jadi untuk selamanya.

Mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Selepas 4,5 tahun menempuh “wajib kuliah” di sini, ternyata 5,5 tahun kemudian pun aku masih tetap di sini. Meskipun sempat menghinggap di Ganesha 10, kembali ke Lampung, terdampar di Gegerkalong, namun akhirnya aku kembali ke pelukan Ibu Pertiwi Jatinangor tercinta. Memang, jika cinta sudah melekat, di Jatinangor pun serasa makan coklat yang nikmat setiap saat…:)

Jatinangor memang khas. Selalu membuat rindu. Pada siang yang terik dan malam yang menusuk tulang. Pada kemacetan lalu lintas dan ketenangan Kiara Payung. Pada riuh-rendah Pasar Unpad dan keramaian Jatos. Pada hamparan kos-kosan dan kekokohan Jembatan Cincin. Pada kegenitan mahasiswa dan kegamangan penduduk asli. Pada kegagahan Manglayang dan keanggunan Geulis. Pada ujung Cibeusi hingga ujung Cikuda. Pada keseluruhannya. Itulah yang membuatku selalu enggan berlama-lama pergi dari Jatinangor. Setelah bepergian, menjejakkan kaki dan merasakan kembali aroma Jatinangor selalu menggetarkan hati.

Untukmu Jatinangor, jiwa raga kami…. Masih di sini!