Fenomena Wikipedia

Siapa tak kenal Wikipedia? Situs ini telah banyak membantu dalam penelusuran dan pencarian informasi yang cukup komprehensif di dunia maya. Situs yang dimaksudkan sebagai ensiklopedi online gratisan ini saat ini telah menjadi rujukan banyak orang di seluruh dunia, dan bahkan menjelma menjadi ensiklopedi paling peling besar di kolong jagad ini. Hingga hari ini, Wikipedia menurut ranking Alexa menempati urutan 5 sebagai situs terfavorit secara global di bawah Google, Windows Live, Gmail, dan Facebook. Di Indonesia, Wikipedia ada di nomer 11, di bawah situs lokal seperti Kaskus (7) dan Detik.com (10).

Tapi siapa sangka situs yang diprakarsai seorang pengusaha kaya bernama Jimmy Wales pada Januari 2001 ini pada awalnya memicu perdebatan sengit? Ensiklopedi ini bukan disusun oleh pakar-pakar yang memang ahli di bidangnya, sebagaimana layaknya sebuah ensiklopedi semisal Encyclopaedia Britannica disusun. Ensiklopedi ini justru disusun secara gotong-royong, dengan menampung kearifan kolektif (collective wisdom) yang terdiri dari jutaan pakar amatir dan orang biasa. Situs ini dimaksudkan untuk dinikmati secara cuma-cuma oleh siapapun, dan pengerjaannya pun diserahkan kepada siapapun yang ingin berpartisipasi.

Awalnya Wales memulai dengan beberapa puluh artikel yang telah dia persiapkan, serta sebuah software bernama Wiki (dari bahasa Hawai yang artinya cepat). Denga perangkat lunak ini, memungkinkan siapapun yang memiliki akses ke situs ini dapat menyunting, menghapus, atau menambahkan sesuatu ke dalamnya. Tujuannya tak lain adalah untuk membangun sebuah himpunan pengetahuan yang bisa bersaing dengan perpustakaan kuno Alexandria.

Cara tak lazim ini tentu saja mengundang kontroversi. Wikipedia membebaskan siapapun menambah atau mengurangi informasi, bukannya ditulis oleh cendekiawan atau ahli-ahli pilihan. Wikipedia berhasil mengundang puluhan ribu orang cerdas dari segala bidang dan segala bangsa, pakar-pakar sungguhan hingga peminat pasif, serta relawan yang bersedia memeriksa masukan-masukan dan perkembangan isi situs ini. Wikipedia secara radikal membentuk sebuah sistem “swakelola” dan desentralisasi; sebuah model open source dalam bentuknya yang paling murni.

Justru inilah yang menjadi kekuatan Wikipedia, sebagaimana kekuatan sebuah proyek open source seperti Linux misalnya. Kebanyakan sebuah ensiklopedi akan langsung menjadi “fosil” ketika tercetak di atas kertas. Namun sebaliknya, Wikipedia dengan perangkat lunak Wiki dan bantuan beberapa orang menjadikannya referensi yang selalu up-to-date dan hampir selalu hidup dengan kemampuan memperbaiki dirinya setiap waktu.

Lebih dari 2.400.000 artikel tersaji di Wikipedia dalam bahasa Inggris; jauh jika dibandingkan dengan Britannica yang hanya memuat 80.000 artikel atau Encarta dengan 4500 artikel. Belum lagi jika dihitung dengan 172 bahasa lain, termasuk Jawa, Sunda, Melayu, atau Zulu, keseluruhan artikel Wikipedia mencapai 3,8 juta artikel!

Memang, tidak semua yang tersaji di Wikipedia akurat, sesatu yang lazim manakala setiap orang (lewat tombol “edit this page”) boleh menyumbangkan tulisan mereka. Berbeda dengan Britannica yang tiap entrinya diperiksa, diteliti, dan disempurnakan oleh para pakar dan profesional yang bertanggung jawab.

Namun di balik “titik lemahnya” itulah justru tersimpan kedahsyatan Wikipedia. Menurut penelitian majalah ilmiah Nature, dilaporkan bahwa dalam 42 entri untuk bidang sains, rata-rata ada 4 kesalahan per entri dalam Wikipedia dan 3 kesalahan per entri untuk Britannica. Tak lama setelah laporan itu terbit, entri-entri yang dimaksud dalam Wikipedia langsung dikoreksi, sementara yang di Britannica mau tak mau harus menunggu hingga cetak ulang edisi berikutnya.

Belum lagi dari sisi kelengkapan dan kemutakhiran informasinya. Britannica bisa jadi terlalu dangkal dalam sebuah kategori, atau ketinggalan zaman. Juga karena keterbatasan ruang, ada entri-entri yang pasti tak bisa disertakan. Sebaliknya, Wikipedia dapat menampung semuanya – dari yang dianggap penting hingga yang tak penting sekalipun – dan tentu saja dengan pembaruan yang terus-menerus.

Inilah fenomena dunia “gotong-royong”. Sebuah fenomena yang menurut Chris Anderson disebut sebagai fenomena voluntarisme dan amatirisme massal yang luar biasa berkat keberadaan internet. Dimana orang-orang dari berbagai bangsa, dengan tingkat pengetahuan dan spesialisasi beragam, secara bersama-sama tanpa mengharap imbalan, akhirnya mampu menciptakan sebuah keajaiban yang menyejarah, sebuah eksiklopedi yang menawarkan segala macam entri yang menjadi rujukan umum, ditambah ratusan ribu entri yang sangat spesifik, dengan tingkat kedalaman yang mengagumkan. Dan hebatnya lagi, ensiklopedi ini akan selalu tumbuh dan terus berkembang, serta selalu up-to-date!

Leave a comment